Skip to main content

Thriller, Zombie, dan Kebinalan



Gambar oleh <a href="https://pixabay.com/id/users/ahmadreza89-2736528/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=1666584">ahmadreza heidaripoor</a> dari <a href="https://pixabay.com/id/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=1666584">Pixabay</a>


NB: semua cerita yang saya tulis ini adalah kisah nyata (di mimpi), kecuali nama tokoh yang hanya rekayasa, sebab dicerita asli nggak ada nama untuk tokoh-tokohnya.
Jadiii malam itu saya bermimpi tentang Zombie. Mungkin efek nonton Train to Busan di hari sebelumnya. Di mimpi ini rasanya saya sebagai tokoh utama namun laki-laki.

Suatu ketika, saya sedang berjalan-jalan di tengah kota, lalu melihat sebuah kerumunan, tiba-tiba seseorang di kerumunan itu berubah menjadi zombie dan menyerang orang-orang yang lewat. Beberapa detik kemudian keadaan jadi kacau dan semua orang berlarian.

Kemudian saya berlari ke minimarket, berharap mendapat tempat persembunyian dengan stok makanan yang banyak. (Yaelah)

Tapi dugaan saya salah, di dalam minimarket malah sedang kacau, zombie semakin banyak dan ada yang mengejar saya, karena panik, saya melemparkan daging mentah ke zombie itu, berharap perhatiannya teralihkan ke daging dan berhenti mengejar. (Itu zombie woy! Bukan biawak!). Tapi tak berhasil, saya tersudut, namun datanglah seorang cowok ganteng yang saya tak ingat bagaimana wajahnya, pokoknya tinggi keren, dia membantu saya keluar dari minimarket.

Saya terus berlari ke arah pinggiran kota. Saya pikir, di saat seperti ini orang-orang akan berlari ke tengah kota dan pasti para zombie juga akan ke sana. Berarti pinggiran kota adalah tempat yang paling aman. Saya terus berlari dan melihat cowok yang menolong saya tadi ada di belakang mengendarai sebuah motor. Saya merasa tertolong karna bisa nebeng (sampe di mimpi pun saya jadi tukang nebeng). Tapi belum juga ngomong, tuh cowok malah balik arah karna takut saya minta nebeng. Kampret emang. Berhubung cowok kampret itu ganteng, saya berlari mengejarnya dan akhirnya kami boncengan.

Kami melaju menyusuri sebuah jalanan yang di samping kanan terdapat bukit dan semak-semak dan di samping kiri terdapat laut seperti di dermaga. Jalanan tersebut cukup sepi dan di tengah kesepian(?) itu, terdapat seonggok(?) zombie yang bentuknya udah setengah membusuk. Dengan berani, si cowok menambrak zombienya hingga kami jatuh dari motor.

Acara pelarian pun dilanjutkan dengan berlari. Namun tiba-tiba datang sebuah kapal yang merapat dan keluarlah makhluk putih kecil sebesar telapak tangan. Makhluk itu melompat ke arah tiga orang yang kebetulan berlari ke arah kami. Seketika orang tersebut dirasuki si makhluk putih (kayak di anime parasyte).

Kami pun takut dan lari sekuat tenaga. Makhluk itu mengejar kami. Si cowok ganteng mengajak saya manjat ke tebing yang dipenuhi semak-semak. Makhluk putih yang dipimpin oleh tiga orang cowok yang mereka rasuki mengejar kami hingga ke semak-semak tapi kehilangan jejak kami. Mereka bingung milih jalan yang mana, setelah berdebat, akhirnya mereka memilih jalan yang benar dan kembali mengejar kami.

Setelah keluar dari semak-semak, kami sampai di simpang tiga. Di sana sangat ramai dan gaduh. Apalagi di dekat danau, banyak orang berkumpul. Karena penasaran, kami ikut nimbrung dan ternyata ada ikan raksasa di dalam danau itu.

Ikannya berenang ke tepian, ke arah orang-orang yang berbaris untuk melihatnya. Ikannya keluar dari air dan memakan seorang wanita yang sedang hamil.

Semua orang histeris, tapi nggak ada yang lari. Mereka malah asik merekam-rekam pakai Hp (Dasar mnusia jaman sekarang). Kami pun kembali lari dan terpisah di tengah perumahan yang ramai.
Rasanya saya sampai ke depan rumah saya dan di sana terdapat banyak zombie dan orang yang telah dirasuki. Yang saya ketahui saat itu adalah, orang yang dirasuki tak dimakan zombie. Malahan yang dirasuki itu juga memakan manusia tapi tidak seagresif zombie.

Saya pun bersembunyi ke belakang rumah, di sana ada kali, saya berjalan di tepi kali itu. Melewati belakang rumah orang. Setelah sekian lama berjalan, saya menemukan sebuah pintu dan memasukinya.
Saya pun berada di dalam rumah seseorang. Sangat sepi namun luas. Tiba-tiba cowok ganteng tadi datang dan memeluk saya. Kami terharu dan kangen-kangenan kayak kekasih udah lama nggak ketemu gegara el de eran.

Adegan pelukan berubah jadi ciuman ringan dan lama kelamaan jadi ciuman panas (bayangin aja bejo x dirga) lagi mesra-mesra. Tapi lagi asik-asikkan eh mama si cowok datang dan mengajak kami ke dalam rumah. Di sana ada banyak orang.

Si ganteng yang lagi nafsuan menarik saya ke kamar dan kami ciuman lagi. Namun lagi-lagi terganggu karna orang-orang ikutan masuk dan membicarakan masalah zombie. Cuih!
Kami pun keluar dan si ganteng mengajak saya ke kamar adik cowoknya, Akira. Di sana nggak ada orang. Kami pun bisa 'ena ena' tanpa gangguan. Tapi pas adegan mulai panas, si Akira malah masuk dan memergoki kami. Cuih!

Tapi bukannya mengusir Akira, si ganteng malah menyuruhnya menonton adegan kami lagi 'ena ena'. Dasyar mas Bejo mesum!

'Yaelah, yang lain pada heboh sama zombie, kalian malah homo-homoan' ucap Akira.

'Lu juga homo, Ga usah belagu' balas mas Bejo.

Ketika adegan mesum mau lanjut, saya malah terbangun karena panggilan dari mama. "Laaaaa jago lai, alah subuah!" (La bangun, udah subuh).

Rasanya saya mau diam aja dan lanjutin mimpi, toh masih penasaran sama asal zombie dan makhluk putihnya. Masih penasaraan gimana aksi penyelamatan diri dari zombie dan masih pengen liat adegan 'ena-ena' Bejo x Dirga #PLAK

tapi akhirnya saya bangun dan mimpinya berakhir tanpa penyelesaian. Seakan butuh season 2.


KENAPA KAMU JADI DIRGA?
- karena di mimpi itu, saya kayak sosok Dirga. Cowok berbadan cukup kecil dan manis.

KENAPA MAS BEJO SIH?
karna saya suka mas Bejo. Wek!


Mungkin mimpi ini bisa dijadikan sebuah novel dengan tema Boys Love #Pfffft


Comments

  1. . . .
    (Lagi-lagi) aku merasa ternoda setelah baca part 'itu'
    ._.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Fakta 'Ciel Phantomhive' Black butler

Beberapa waktu yang lalu saya dibuat tertarik oleh sebuah status di akun fesbuk yang menyatakan bahwa, “ Ciel Phantomhive sejak awal telah meninggal dunia dan yang mengikat kontrak dengan Sebastian Michaelis bukanlah Ciel melainkan saudara kembar Ciel ” Hal tersebut sontak membuat saya  shock dan benar-benar tak mempercayainya, bagaimana mungkin? Tahu darimana? Rasanya tidak ada pengungkapan hal tersebut di komiknya ataupun anime, tapi setelah dijelaskan sumbernya, saya baru menyadarinya. MEMANG tidak dijelaskan secara gamblang, tapi dijelaskan dengan cara yang sangat lihai oleh Yana Toboso-sensei. YA! DIJELASKAN SECARA TIDAK LANGSUNG dan kalau TIDAK TELITI dan KRITIS ketika membacanya pasti akan terkecoh dan mengabaikannya. Saya termasuk orang yang mengabaikannya, soalnya saya terbiasa membaca komik sederhana yang tidak terlalu memiliki banyak misteri, saya tak menyangka kalau Kuroshitsuji/Black Butler memiliki 'misteri dalam misteri' seperti ini hingga saya menjadi

Nobar One Piece

Jadi, ceritanya Padang lagi dapat tempat hiburan baru sejenis bioskop. Dan kehadian bioskop yang satu ini bikin  wibu  Sumbar bersorak gembira karena akhirnya kami bisa nonton movie  Anime  di bioskop. Ga perlu lagi gigit jari liatin orang-orang dari kota lain pamerin tiket nonton. Hal yang juga membahagiakan adalah ketika movie One Piece terbaru masih ditayangkan. Sehingga, komunitas One Piece di Padang ditawarkan untuk mengadakan   nobar .  Salah satunya adalah Kopi-RP (komunitas one piece Indonesia- regional padang). Tetapi karena anggota aktif kami tidak cukup untuk memenuhkan satu studio, akhirnya nobar tersebut dibuka untuk umum. Awalnya agak pesimis bakal bisa ngumpulin 101 orang untuk diajak nonton, ternyata hanya dalam 2 hari, tiketnya habis. Ternyata banyak peminatnya, bahkan ada OpLovers yang datang dari Bukittinggi dan Payakumbuh. Ga sia-sia sih selama ini menutup mata dan telinga dari segala spoiler yang meraja lela. Akhirnya bisa nonton langsung d

Balada Anak Tunggal: Lagu Baperan

“Eh, kamu anak tunggal? Waaaaah….. nggak nyangka, enak banget tuh!” “Cieee anak tunggal, pasti dimanja!” “Anak tunggal? Enaknyaaaaaaaa” Rata-rata saat saya bilang kalau saya anak tunggal, tanggapannya pasti gitu. Iya sih, enak banget jadi anak tunggal, semua perhatian dan kasih sayang orangtua cuma buat kita seorang. Minta apapun dibeliin, dan yang pasti nggak ada yang namanya barang kita dirusak atau dipinjem adik/kakak. Tapi mereka nggak tahu aja sih, kalau tiap mereka cerita tentang kakak cowok yang bikin mereka kesal sekaligus merasa terlindungi atau tentang adik masing-masing, saya adalah pihak yang hanya mendengarkan dan merespon seadanya tanpa bisa bilang, “I know that feel cz my brother blab la bla…” dan ikutan cerita kayak mereka juga. Hal itu nggak bakal pernah terjadi. Tapi lupakan masalah itu, sebab untuk kali ini saya mau bilang bahwa beberapa minggu ini lagi kepincut sama sebuah lagu, lagu minang tepatnya. Judulnya ‘nasib diri’ yang dipopulerkan oleh P