Skip to main content

Patah Hatimu Adalah Kecemburuanku

Dia terduduk dengan helaan yang teramat, 'Tiada aku dapat bersaing dengannya'. 

Saya tak dapat menahan tawa ketika ia mengatakan hal itu. Sungguh! Bahkan pengemispun menertawakan dirinya yang merendah tanpa imbalan nyata, meminta-minta sesuatu yang tak tersentuh, menyiakan air mata untuk hal yang tak pasti ia dapat. Untuk hal yang tak memuaskan asa setiap yang melihat.

Rautnya lelah, tatapannya sendu, 'saya bahkan tak sanggup membalikkan tatapannya agar kembali menghangat.' Cicitan kelelahan itu menjadi penjelas segalanya. Tiada kata yang dapat menjelaskan kelelahan itu dengan pasti, bahkan dirinya sendiri hampir mati mati rasa akan segala asa.

Orang di sekitarnya selalu bersaksi pada ketidakpekaannya namun mengapa dia begitu perasa? Bahkan dia begitu sensitif pada perubahan. Ataukah ketidakpekaan itu tak berlaku pada sosok kesayangannya? Dia pun tak mengerti.

Dia tak pernah bisa mengontrol dirinya sendiri untuk tak berbuat salah walau kesalahan kecil menurutnya. Namun balasan yang ia terima sama halnya dengan hukuman pada kesalahan yang begitu fatal. Sakit ketika dia menyalahkan dirinya sendiri dan itu tidaklah cukup untuk seseorang memaafkannya.

Pikiran buruk bersarang nyaman dalam benaknya, benih-benih kecemburuan yang tak menentu wujudnya; beranak-pinak dalam sarang itu.


"Patah hatimu adalah kecemburuan seumur hidupku." Ucapnya.


Pikiran buruk itu menghantuinya, seperti dikutuk untuk tak dapat menempati hati kecintaannya. Jika memang kepekaan kecintaan itu melebihi kepekaannya maka pekalah dan bantu ia menghancurkan sarang keburukan hati yang terus mencekik seluruh syarafnya.


"Merendah adalah bukti kekalahan pada kecemburuanku."


Iri adalah dasar segalanya dan ia tahu itu. Tapi enggan rasa itu tersingkir, bahkan semakin mengakar kuat setiap kali kecintaannya murka dan enggan menyapa.


Jika kecintaan itu peka, tolong lihat dan rasakanlah kelelahannya.

Gambar oleh <a href="https://pixabay.com/id/users/vdnhieu-20473455/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=6059889">Hieu Van</a> dari <a href="https://pixabay.com/id/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=6059889">Pixabay</a>



Comments

Popular posts from this blog

Fakta 'Ciel Phantomhive' Black butler

Beberapa waktu yang lalu saya dibuat tertarik oleh sebuah status di akun fesbuk yang menyatakan bahwa, “ Ciel Phantomhive sejak awal telah meninggal dunia dan yang mengikat kontrak dengan Sebastian Michaelis bukanlah Ciel melainkan saudara kembar Ciel ” Hal tersebut sontak membuat saya  shock dan benar-benar tak mempercayainya, bagaimana mungkin? Tahu darimana? Rasanya tidak ada pengungkapan hal tersebut di komiknya ataupun anime, tapi setelah dijelaskan sumbernya, saya baru menyadarinya. MEMANG tidak dijelaskan secara gamblang, tapi dijelaskan dengan cara yang sangat lihai oleh Yana Toboso-sensei. YA! DIJELASKAN SECARA TIDAK LANGSUNG dan kalau TIDAK TELITI dan KRITIS ketika membacanya pasti akan terkecoh dan mengabaikannya. Saya termasuk orang yang mengabaikannya, soalnya saya terbiasa membaca komik sederhana yang tidak terlalu memiliki banyak misteri, saya tak menyangka kalau Kuroshitsuji/Black Butler memiliki 'misteri dalam misteri' seperti ini hingga saya menjadi

Nobar One Piece

Jadi, ceritanya Padang lagi dapat tempat hiburan baru sejenis bioskop. Dan kehadian bioskop yang satu ini bikin  wibu  Sumbar bersorak gembira karena akhirnya kami bisa nonton movie  Anime  di bioskop. Ga perlu lagi gigit jari liatin orang-orang dari kota lain pamerin tiket nonton. Hal yang juga membahagiakan adalah ketika movie One Piece terbaru masih ditayangkan. Sehingga, komunitas One Piece di Padang ditawarkan untuk mengadakan   nobar .  Salah satunya adalah Kopi-RP (komunitas one piece Indonesia- regional padang). Tetapi karena anggota aktif kami tidak cukup untuk memenuhkan satu studio, akhirnya nobar tersebut dibuka untuk umum. Awalnya agak pesimis bakal bisa ngumpulin 101 orang untuk diajak nonton, ternyata hanya dalam 2 hari, tiketnya habis. Ternyata banyak peminatnya, bahkan ada OpLovers yang datang dari Bukittinggi dan Payakumbuh. Ga sia-sia sih selama ini menutup mata dan telinga dari segala spoiler yang meraja lela. Akhirnya bisa nonton langsung d

Balada Anak Tunggal: Lagu Baperan

“Eh, kamu anak tunggal? Waaaaah….. nggak nyangka, enak banget tuh!” “Cieee anak tunggal, pasti dimanja!” “Anak tunggal? Enaknyaaaaaaaa” Rata-rata saat saya bilang kalau saya anak tunggal, tanggapannya pasti gitu. Iya sih, enak banget jadi anak tunggal, semua perhatian dan kasih sayang orangtua cuma buat kita seorang. Minta apapun dibeliin, dan yang pasti nggak ada yang namanya barang kita dirusak atau dipinjem adik/kakak. Tapi mereka nggak tahu aja sih, kalau tiap mereka cerita tentang kakak cowok yang bikin mereka kesal sekaligus merasa terlindungi atau tentang adik masing-masing, saya adalah pihak yang hanya mendengarkan dan merespon seadanya tanpa bisa bilang, “I know that feel cz my brother blab la bla…” dan ikutan cerita kayak mereka juga. Hal itu nggak bakal pernah terjadi. Tapi lupakan masalah itu, sebab untuk kali ini saya mau bilang bahwa beberapa minggu ini lagi kepincut sama sebuah lagu, lagu minang tepatnya. Judulnya ‘nasib diri’ yang dipopulerkan oleh P