Skip to main content

Memimpikan Sebuah Mimpi

Saya punya  mimpi. Mimpi tentang masa depan yang sejatinya masih bersembunyi. Saya hanya ingin mencoba bertahan, setidaknya kembali membuat sebuah harapan. Walau rasanya begitu berat dan seakan tidak tahu diri, namun menjadi salah satu hal yang membuat kuat dalam sebuah tekad. Terkadang rasanya begitu tercekat. Ingin melangkahpun terasa banyak yang mencegat dan seakan mengikat.

                Hari ini saya sedang berjuang. Mencoba mengecap sebuah peluang. Orang bilang kesempatan tidak datang dua kali, namun bukan berarti diri sendiri tak mampu membuatnya terulang kembali. Sempat sekali  hendak mengakhiri, melakukan sesuatu yang pastinya akan disesali. Syukurnya logika ini belum mati, hingga tersadar akan dosa yang mendekati.

                Hampir saja Tuhan, saya buat kecewa. Dengan bodohnya meragukan kuasa-Nya. Hampir saja Tuhan, saya buat kecewa. Dengan bodohnya berdo’a tanpa berusaha. Lalu saya kembali memikirkannya, mencoba mengingat mimpi yang terlupakan begitu saja.

                Saya punya mimpi. Mimpi menjadi perangkai kata yang memerangkap pembaca. Mimpi menjalani masa tua bersama yang tercinta. Dengan dia yang sepertinya sedang meragu untuk membuat langkah baru bersama. Ah, atau hanya saya yang merasa ragu pada kepastiannya.

                Tidak muluk keinginan saya. Hanya berharap dapat menikmati secangkir teh bersamanya di kala senja yang menghantarkan gerimis. Tidak muluk keinginan saya, hanya berharap mampu menjadi seperti mereka yang dapat hidup dari sebuah mimpi. Lalu akan saya habiskan waktu di rumah bersamanya. Tidak lupa seekor kucing manis berbulu lebat yang mendengkur merdu.

      

Comments

Popular posts from this blog

Fakta 'Ciel Phantomhive' Black butler

Beberapa waktu yang lalu saya dibuat tertarik oleh sebuah status di akun fesbuk yang menyatakan bahwa, “ Ciel Phantomhive sejak awal telah meninggal dunia dan yang mengikat kontrak dengan Sebastian Michaelis bukanlah Ciel melainkan saudara kembar Ciel ” Hal tersebut sontak membuat saya  shock dan benar-benar tak mempercayainya, bagaimana mungkin? Tahu darimana? Rasanya tidak ada pengungkapan hal tersebut di komiknya ataupun anime, tapi setelah dijelaskan sumbernya, saya baru menyadarinya. MEMANG tidak dijelaskan secara gamblang, tapi dijelaskan dengan cara yang sangat lihai oleh Yana Toboso-sensei. YA! DIJELASKAN SECARA TIDAK LANGSUNG dan kalau TIDAK TELITI dan KRITIS ketika membacanya pasti akan terkecoh dan mengabaikannya. Saya termasuk orang yang mengabaikannya, soalnya saya terbiasa membaca komik sederhana yang tidak terlalu memiliki banyak misteri, saya tak menyangka kalau Kuroshitsuji/Black Butler memiliki 'misteri dalam misteri' seperti ini hingga saya menjadi...

2 Film Paling... Menjijikkan

Sesuai judulnya, kali ini saya akan membahas film menjijikan yang pernah saya tonton. Awal kenal beberapa film menjijikan ini adalah karena emang saya yang nyari sendiri. Sengaja nyari film yang katanya banyak dicekal penayangannya. "Seberapa menjijikannya, sih film itu?" "Seberapa mengerikannya, sih sampe dicekal banyak negara?" Atas dasar itulah akhirnya saya memilih beberapa film dan ternyata emang ga aneh kalau film-film itu dicekal. Dari beberapa film, yang paling saya ingat adalah 1. Kanibal Holocaust filmnya berbentuk seperti film dokumenter gitu. Jadi ada segerombolan orang yang ingin mengetahui kehidupan suku kanibal dan menjadikannya film dokumenter untuk ditayangkan ke seluruh dunia nantinya. Mereka pergi ke pedalaman hutan dan tampilan filmnya emang kayak dokumentasi perjalanan gitu. Awal nonton sih biasa aja. Bahkan peringatan yang dikasih orang-orang untuk ga nonton sambil makan pun ga saya dengarkan. Saya malah nonton sambil makan. Dan... bia...

Keindahan Kuroshitsuji di Atas Panggung (Part 2)

Sesuai rencana awal, saya akan membahas semua drama musical Kuroshitsuji (Kuromyu). Oleh karena itu sekarang saya akan membahas Kuromyu II - The Most Beautiful Death In The World. Untuk yang satu ini saya dapat dari hasil jaraha HDD teman. Masih teringat saat itu lagi asik nyalin manga yaoi—ups—eh malah nemu kuromyu II terselip di antara koleksi-koleksinya. Tanpa pikir panjang langsung saya salin, tapi sialnya ternyata RAW! Nggak ada subtitlenya. Tapi video-nya lengkap, ada video back stage-nya segala. Berhubung ukuran file-nya besar, saya mengurungkan niat untuk mencari dan mendownload yang ada subtitlenya. Jadi yah… nge-maso aja (nonton tanpa subtitle!) muahahahha… Nah, karena itu, kali ini saya bakal certain sebatas pemahan—cetek—saya saja dalam memahami bahasa Jepang dan bahasa tubuh(?) Sebelum kita bahas jalan ceritanya, lebih dulu saya perkenalkan pemain-pemain yang terlibat dalam kuromyu kali ini. Pemeran Kuromyu: 1. Sebastian Michaelis  (Yuya Matsushita) Oh ye...